Jumat, 08 Oktober 2010

Assyaukani

Bermula dari sebuah kegiatan bina desa yang dilakukan di salah satu pelosok Bogor. Saat itu sekelompok mahasiswa teknologi pangan IPB disuguhkan minuman tradisional dari ekstrak salah satu tanaman yang bernama rosella oleh masyarakat setempat. Setelah meminum suguhan itu kami sempat terkejut karena ternayata rasanya begitu enak dan segar, jauh dari bayangkan kami semula terhadap minuman-minuman herba yang cenderung pahit dan tidak enak. Kebetulan saat itu ada sebuah mata kuliah bernama “Pengembangan produk baru” yang menugaskan mahasiswa mengembangkan produk pangan baru dan menjualnya, kemudian kami berpikir untuk mengembangkan produk minuman ini lebih lanjut di lab IPB dalam mata kuliah ini. Melalui serangkaian uji di lab akhirnya didapatlah formula yang paling optimal dan disukai oleh konsumen.  Setelah yakin kemudian kami mulai untuk menjualnya. Sambutan konsumen pun cukup baik, walaupun minuman ini masih asing namun karena rasanya sangat menarik, konsumen pun sangat menyukainya. Penjualan pun akhirnya meningkat perlahan-lahan.
Pasca selesainya tugas mata kuliah, akhirnya 8 dari 10 tim tersebut (termasuk saya di dalamnya) memutuskan untuk melanjutkan bisnis ini dengan modal patungan. Namun pada perkembangan berikutnya ternyata penjualan relatif stagnan dan tidak mengalami peningkatan yang berarti sehingga akhirnya satu persatu tim mulai kembali pada kesibukan masing-masing sehingga tersisa tiga orang. Pada bulan februari 2008 bisnis ini mendapat bantuan dana dari Dikti melalui program PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) sehingga kami mampu menambah modal usaha. Peningkatan signifikan adalah dengan pembangunan stan pertama di salah satu kantin fakultas. Saat itu penjualan semakin meningkat sehingga membuat kami terus bersemangat.
Namun saat telah memasuki pertengahan tahun 2008 pasca bantuan PKM, tim Rozelt pun satu persatu mulai kehilangan anggotanya karena masing-masing mulai memasuki dunia karir (mencari kerja) sehingga akhirnya hanya tersisa saya yang terus melanjutkan bisnis ini. Pada awalnya saya sempat merasakan putus asa karena ditinggal oleh rekan-rekan sendiri bahkan sempat berpikir untuk berhenti. Terlebih saya terkadang merasa malu tiap pagi harus dilihat adik kelas mengantarkan dirigen berisi rosella ke stan-stan sekitar kampus sehingga terkadang saya harus berangkat sangat pagi hanya untuk menghindari waktu sebelum keramaian. DI sisi lain saya melihat bahwa secara prestasi baik akademik maupun ekstra kurikuler saya cukup ideal untuk mencari kerja. Dengan IPK di atas 3,5 toefl 550, pengalaman pemimpin berbagai organisasi dan kepanitiaan serta title sebagai pemenang Mahasiswa Berprestasi Fakultas membuat saya semakin berat   untuk tidak berpikir mencari kerja
            Namun pada akhirnya aku memutuskan untuk melupakan hal itu dan terus menjalankan bisnis ini. Hal ini awalnya semata-mata  karena keterpaksaan karena ini lah sumber dana untuk kehidupan sehari-hari. Pasca kecelakaan mobil di Tol Cipularang  tahun 2007 membuat kondisi perekonomian keluarga  berantakan sehingga orangtua saya yang juga telah pensiun  sudah tidak dapat membiayai biaya harian saya dan adik-adik serta untuk pembayaran SPP. Selain itu saya terus memikirkan nasib karyawan (yang walaupun saat itu hanya dua) apabila saya menghentikan bisnis ini. Dan yang paling penting saya juga masih meyakini sejak awal merasakan minuman ini saya yakin bahwa ini adalah minuman masa depan yang memiliki prospek yang sangat cerah di masa depan. Hanyalah masalah waktu untuk dapat membuat pasar dengan cara edukasi dan promosi untuk meningkatkan brand awareness. Untuk mencapai hal itu maka berbagai pembenahan dalam bisnis mulai dilakukan dari mulai aspek yang paling mendasar  sampai pemasaran. Hal ini demi membentuk sebuah system yang baik sehingga kelak dengan system yang telah baik perusahaan akan berkembang dengan sendirinya.
Pada Agustus 2008 akhirnya saya memberanikan diri  untuk meminjam dana cukup besar  kepada rekan untuk membangun sarana produksi berupa tangki, pipa, keran stainless steel. Semua peralatan dibeli di Jakarta dan diangkut sendiri agar dapat menekan biaya. Kemudian juga untuk membantu mengembangkan bisnis ini saya mengajak dua adik kelas untuk mengembangkan bisnis ini. Dengan bantuan tim yang baru, suntikan modal baru dari berbagai sumber  serta motivasi tinggi dari Sdr. Elang Gumilang (Juara WMM 1 2007) untuk terus berwirausaha, Alhamdulillah dengan rentang waktu 10 bulan sejak bisnis ini dimulai terjadi peningkatan yang cukup signifikan.  Sejak awal omset hanya 1 juta per bulan kini bisa mencapai 7 juta perbulan. Selain itu rozelt sekarang diawaki oleh 6 orang yang terdiri dari 3 orang pegawai tetap dan 3 orang tim manajemen. Produk pun mulai beragam dari awal hanya minuman dan rosella kering kini sudah ada manisan, konsentrat dan teh rosella seduh. Seluruh produk telah disertifikasi oleh dinas kesehatan local sehingga legal untuk didistribusikan. Bisnis pun sudah mulai makin serius dengan pengurusan aspek legal seperti merk dagang dan pembentukan CV.
Saya selalu bermimpi bahwa bisnis ini suatu saat akan menjadi bisnis beromset triliyunan rupiah. Memilik pabrik besar yang memproduksi minuman rosella botol dengan kapasitas ribuan bahkan ratusan ribu produk per harinya. Kemudian produk itu tersebar baik di dalam maupun luar negeri dan menyehatkan jutaan orang tiap harinya, Dan tiap kali saya terbangun saya selalu kembali bersemangat untuk kembali menjalankan kembali bisnis yang masih sangat kecil ini, saya terus belajar untuk mengembangkan diri bersamaan dengan usaha saya untuk mengembangkan bisnis ini, karena saya yakin inilah jalan terbaik bukan hanya bagiku tapi juga  bangsa ini. 

http://assyaukani.multiply.com/journal/item/66/Sejarah_Rozelt_Profil_dan_Kisah_Usaha_Finalis_Wirausaha_Muda_Mandiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar